Laporan Penelitian Biologi- PENGARUH JENIS MEDIA AIR PERENDAMANDAN INTENSITAS CAHAYATERHADAP LAJU PERTUMBUHAN
TANAMAN
PENGARUH JENIS MEDIA AIR PERENDAMAN
DAN INTENSITAS CAHAYATERHADAP LAJU PERTUMBUHAN
TANAMAN KACANG MERAH
ABSTRAK
Nurul,dkk. 2010. Pengaruh Jenis Media Air Perendaman dan Intensitas Cahaya Terhadap Laju Pertumbuhan Tanaman Kacang Merah (Dibawah bimbingan Ikhwan). Karya Tulis Ilmiah (KTI) tingkat SMA. SMA Negeri Model Terpadu Madani Palu.
Penelitian ini bertujuan: (1) Untuk mengetahui dan menganalisis perbandingan kecepatan pertumbuhan kecambah antara kacang merah yang direndam di air PAM dengan kacang merah yang direndam di air kelapa muda, (2) Untuk mengetahui dan menganalisis perbandingan laju pertumbuhan tanaman kacang merah yang diletakkan di tempat terang dengan tanaman kacang merah yang diletakkan di tempat gelap. Jenis penelitian adalah penelitian eksperimen. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah eksperimental, study pustaka, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Perbandingan pertumbuhan kecambah antara biji kacang merah yang direndam di air PAM dengan biji kacang merah yang direndam di air kelapa muda adalah 3:4 karena air kelapa mengandung mengandung kalium yang sangat tinggi sebagai penyubur tanaman, (2) Tanaman kacang merah yang diletakkan di tempat gelap lebih tinggi daripada tanaman kacang merah yang diletakkan di tempat terang. Adapun perbandingannya sebesar 23,04:6,5 dengan panjang rata-rata maksimal di tempat gelap adalah 23,04 cm, dan panjang rata-rata maksimal di tempat terang adalah 6,5 cm.
Kata kunci : media air, intensitas cahaya, laju pertumbuhan, tanaman kacang merah
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara agraris yang sangat kaya akan hasil pertanian, salah satunya adalah kacang-kacangan. Kacang-kacangan sebagai bahan pangan sumber energi dan protein sudah lama dimanfaatkan oleh penduduk Asia, Afrika, Amerika Latin, dan negara lainnya.
Di Indonesia terdapat lebih dari 12.000 jenis kacang-kacangan, di antaranya adalah kacang tanah, kacang hijau, kacang merah, kapri, koro, dan kedelai. Kacang merah memiliki kandungan protein yang tinggi dan memberikan manfaat besar untuk kehidupan kita sehari-hari. Protein yang dikandung kacang merah sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh kita terutama untuk kesehatan jantung. Kacang merah ini dipercayai berasal dari Amerika Tengah dan Amerika Selatan.
Penyebarluasan tanaman kacang merah dari Amerika ke Eropa dilakukan sejak abad ke-16. Daerah pusat penyebaran dimulai di Inggris pada tahun 1594, kemudian menyebar ke negara-negara Eropa, Afrika, sampai ke Indonesia. Kacang merah mempunyai nama ilmiah Phaseolus vulgaris L. Kacang merah berbentuk biji. Apabila biji tersebut jatuh ke tanah, lama-kelamaan dari biji itu akan mengeluarkan tunas. Proses itulah yang dinamakan perkecambahan.
Perkecambahan meningkatkan daya cerna karena berkecambah merupakan proses katabolis yang menyediakan zat gizi penting untuk pertumbuhan tanaman melalui reaksi hidrolisis dari zat gizi cadangan yang terdapat di dalam biji. Melalui germinasi, nilai daya cerna kacang-kacangan akan meningkat, sehingga waktu pemasakan atau pengolahan pun menjadi lebih singkat. Pada saat berkecambah terjadi hidrolisis karbohidrat, protein dan lemak menjadi senyawa yang lebih sederhana, sehingga mudah dicerna. Selama proses itu pula terjadi peningkatan jumlah protein dan vitamin, sedangkan kadar lemaknya mengalami penurunan.
Dalam proses perkacambahan terjadi beberapa perubahan biologis yakni pecahnya berbagai komponen dari biji menjadi berbagai bentuk senyawa yang lebih sederhana, yang telah siap cerna bagi embrio atau kecambah yang tumbuh lebih lanjut (Winarno, 1985). Proses berkecambah dipengaruhi oleh kondisi dan tempat. Faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh adalah air, gas, suhu, dan cahaya.
Cahaya dan air sangat berperan penting bagi tumbuhan. Dengan bantuan cahaya, tumbuhan dapat hidup dengan baik. Selain itu, cahaya juga sangat membantu dalam proses pertumbuhan, perkecambahan, fotosintesis dan lain-lain. Namun kita tidak mengetahui perbedaan yang terjadi pada pertumbuhan dan perkecambahan tanaman kacang merah jika perendaman dilakukan dengan jenis air yang berbeda dan peletakan tanaman di tempat yang terang dan gelap. Untuk itu, peneliti memilih topik yang berjudul “Pengaruh Jenis Media Air Perendaman dan Intensitas Cahaya Terhadap Laju Pertumbuhan Tanaman Kacang Merah“.
PENGARUH JENIS MEDIA AIR PERENDAMAN
DAN INTENSITAS CAHAYATERHADAP LAJU PERTUMBUHAN
TANAMAN
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Bagaimana perbandingan laju pertumbuhan kecambah antara kacang merah yang direndam di air PAM dengan kacang merah yang direndam di air kelapa muda?
b. Bagaimana perbandingan laju pertumbuhan tinggi tanaman kacang merah yang diletakkan di tempat yang memiliki intensitas cahaya cukup dengan tanaman kacang merah yang diletakkan di tempat yang memiliki intensitas cahaya yang kurang?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Untuk mengetahui dan menganalisis perbandingan laju pertumbuhan kecambah antara kacang merah yang direndam di air murni dengan kacang merah yang direndam di air cucian beras.
b. Untuk mengetahui dan menganalisis perbandingan laju pertumbuhan tinggi tanaman kacang merah yang diletakkan di tempat yang memiliki intensitas cahaya cukup dengan tanaman kacang merah yang diletakkan di tempat yang memiliki intensitas cahaya kurang.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian yang peneliti lakukan adalah sebagai berikut:
- Dapat menerapkan penanaman kacang merah yang lebih efektif dan efisien.
- Bagi para petani, dapat digunakan sebagai pedoman dalam pembudidayaan kacang merah
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Perkecambahan
Perkecambahan adalah tumbuhnya embrio dalam biji secara perlahan menjadi tumbuhan dewasa. Adapun tahapan pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan sehingga terjadinya perkecambahan adalah sebagai berikut.
1. Pembelahan sel : Jumlah bertambah banyak
2. Spesialisasi : Sel-sel yang sejenis berkelompok
3. Diferensiasi sel : Sel-sel mengalami perbedaan bentuk dan fungsi
4. Organogenesis sel : Proses pembentukkan organ-organ tumbuhan
5. Morfogenesis sel : Organ satu dengan yang yang lain memiliki kekhususan dalam bentuk dan fungsi
6. Perkecambahan : Proses pertumbuhan biji menjadi makhluk hidup baru
Urutan proses perkecambahan diawali dengan proses imbibisi, yaitu masuknya air kedalam biji. Kemudian dilanjutkan dengan aktifnya enzim-enzim untuk proses metabolisme yang digunakan untuk membongkar cadangan makanan dalam kotiledon/endosperm. Hasil pembongkaran tersebur berupa sumber energi sebagai bahan penyusun komponen sel dan pertumbuhan embrio. Selanjutnya embrio tumbuh dan berkembang.
Berdasarkan letak kotiledonnya, perkecambahan dibedakan atas dua tipe, yaitu perkecambahan hipogeal dan perkecambahan epigeal.
1. Perkecambahan Hipogeal
Apabila terjadi pembentangan ruas batang teratas atau epikotil sehingga daun lembaga tertarik ke atas tanah tetapi kotiledon tetap di dalam tanah. Contoh: perkecambahan pada biji kacang tanah dan kacang kapri.
2. Perkecambahan Epigeal
Apabila terjadi pembentangan ruas batang di bawah daun lembaga atau hipokotil sehingga mengakibatkan daun lembaga dan kotiledon terangkat ke atas tanah. Contoh: perkecambahan pada biji buncis dan biji jarak.
B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan juga dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
1. Faktor Internal
a) Genetik (hereditas)
Gen adalah faktor pembawa sifat menurun yang terdapat dalam sel makhluk hidup. Gen bekerja untuk mengkodekan aktivitas dan sifat yang khusus dalam pertumbuhan dan perkembangan.
b) Enzim
Enzim merupakan suatu makromolekul (protein) yang mempercepat suatu reaksi kimia dalam tubuh makhluk hidup (biokatalisator). Suatu rangkaian reaksi dalam tubuh makhluk hidup tidak dapat berlangsung hanya melibatkan satu jenis enzim. Perbedaan jenis gen menyebabkan terjadinya perbedaan respons pertumbuhan terhadap kondisi lingkungan yang sama.
c) Hormon (fitohormon)
Hormon merupakan zat pengatur tumbuh, yaitu molekul organik yang dihasilkan oleh satu bagian tumbuhan dan ditransportasikan ke bagian lain yang dipengaruhinya. Hormon dalam konsentrasi rendah menimbulkan respons fisiologis. Terdapat 2 kelompok hormon yaitu
a. Hormon pemicu pertumbuhan (auksin, giberelin dan sitokinin)
b. Hormon penghambat pertumbuhan (asam absisat, gas etilen, hormon kalin dan asam traumalin)
a. Hormon pemicu pertumbuhan (auksin, giberelin dan sitokinin)
b. Hormon penghambat pertumbuhan (asam absisat, gas etilen, hormon kalin dan asam traumalin)
1) Hormon Auksin
Asal kata : Bahasa Latin
Penemu : Fritz Went (peneliti asal belanda)
Objek penelitian : Rumput (Avena sativa)
Hasil penelitian : mengekstraks zat pengatur fototropisme pada tumbuhan rumput
Kesimpulan : auksin banyak diproduksi di jaringan meristem. Kadar auksin dipengaruhi oleh cahaya matahari, dan auksin mempengaruhi percepatan pembelahan sel pada daerah meristem apikal
Struktur auksin yang paling dikenal adalah IAA (Indol Acetik acid), yang mirip dengan asam amino triptophan. Aktivitasnya dihambat oleh cahaya matahari. Auksin disintesis di meristem apikal, daun-daun muda dan biji. Fungsi hormon auksin yaitu, merangsang pemanjangn sel pada daerah titik tumbuh, merangsang pembentukkan akar, merangsang pembentukkan buah tanpa biji (partenokarpi), merangsang differensiasi jaringan pembuluh, merangsang absisi (pengguguran pada daun) dan berperan dalam dominansi apikal.
2) Hormon Giberelin
Asal kata : Bahasa Latin
Penemu : Ewiti. Kurosawa
Objek penelitian : Tanaman padi (Oryza sativa) yang terkena penyakit foolish seedling (tanaman pucat dan luar biasa panjang) dan jamur Gibberella fujikuroi
Hasil penelitian : mengisolasi giberelin dari jamur Gibberella fujikuroi, yang diberi nama giberelin (GA/Giberelic acid)
Kesimpulan : pemanfaatan giberelin secara umum menyebabkan pertumbuhan raksasa
Fungsi giberelin adalah merangsang pemanjangan batang dan pembelahan sel, merangsang perkecambahan biji, memecah dormansi biji dan merangsang pembungaan dan pembuahan.
3) Hormon Sitokinin
Asal kata : Bahasa Latin
Penemu : Van Overbeek
Objek penelitian : pertumbuhan embrio dan air kelapa muda
Hasil penelitian : mengisolasi zat yang menyebabkan pembelahan sel (sitokinesis) yang disebut kinetin
Jenis : Kinetin, Zeatin (pada jagung) benzil amino purin
Kesimpulan : pemanfaatan sitokinin secara umum menyebabkan pertumbuhan tunas-tunas samping (lateral) sehingga tanaman menjadi rimbun
Fungsi sitokinin bersama auksin dan giberelin adalah merangsang pembelahan dan pemanjangan sel, menghambat dominansi apikal oleh auksin, merangsang pertumbuhan kuncup lateral, merangsang pemanjangan titik tumbuh, mematahkan dormansi biji serta merangsang pertumbuhan embrio, merangsang pembentukan akar cabang, menghambat pertumbuhan akar adventive, menghambat proses penuaan (senescence) daun, bunga dan buah dengan cara mengontrol proses kemunduran yang menyebabkan kematian sel-sel daun.
4) Hormon Asam Absisat (ABA)
Asal kata : Bahasa Latin
Penemu : P.F. Wareing dan F.T. Addicott
Objek penelitian : buah kapas
Hasil penelitian : Mendorong terjadinya perontokkan (absisi) pada tumbuhan
Jenis : Kinetin, Zeatin (pada jagung) benzil amino purin
Kesimpulan : hormon yang menyebabkan kerontokan ada saun dan buah
Fungsi hormon Asam Absisat (ABA) adalah mengurangi kecepatan pembelahan dan pemanjangan di daerah titik tumbuh, memacu pengguguran daun pada saat kemarau untuk mengurangi penguapan air, membantu menutup stomata daun untuk mengurangi penguapan, mengurangi kecepatan pembelahan dan pemanjangan sel bahkan menghentikannya, memicu berbagai jenis sel tumbuhan untuk menghasilkan gas etilen dan memacu dormansi biji agar tidak berkecambah.
5) Hormon Gas Etile
Asal kata : Bahasa Latin
Penemu : R. Gene (1934)
Objek penelitian : buah yang masak
Hasil penelitian : Gas etilen mempercepat pemasakan buah
Jenis : hormon tumbuhan yang berbentuk gas
Kesimpulan : Pembentukkan gas etilen dipengaruhi oleh O2 dan dihambat oleh CO2
Fungsi hormon gas etilen adalah mempercepat pematangan buah, menghambat pemanjangan akar, batang dan pembungaan, menyebabkan pertumbuhan batang menjadi kokoh dann tebal, merangsang proses absisi, interaksi antara etilen dengan auksin memacu proses pembungaan dan interaksi antara etilen dengan giberelin mengontrol rasio bunga jantan dengan bunga betina pada tumbuhan monoceus.
6) Hormon Luka/Kambium luka/Asam Traumalin
Hormon yang merangsang sel-sel daerah luka menjadi bersifat meristematik sehingga mampu mengadakan penutupan bagian yang luka. Vitamin B12 (riboflavin), piridoksin (vit. B6) asam ascorbat (vit. C), thiamin (vitamin B1), asam nikotinat merupakan jenis vitamin yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan pertumbuhan dan perkembangan. Vitamin berperan sebagai kofaktor.
7) Hormon Kalin
Dihasilkan pada jaringan meristem. Memacu pertumbuhan organ tubuh tumbuhan Jenisnya adalah:
· Fitokalin : memacu pertumbuhan daun
· Kaulokalin: memacu pertumbuhan batang
· Rhizokalin: memacu pertumbuhan akar
· Anthokalin: memacu pertumbuhan bunga dan buah
Florigen hormon tumbuhan yang khusus merangsang pembentukan bunga.
2. Faktor Eksternal
a) Unsur Hara
Kebutuhan unsur hara untuk proses pertumbuhan dan perkembangan adalah sebagai berikut.
1) Unsur makro
2) Unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah banyak: C, H, O, N, S, P K, S, Ca, dan Mg
3) Unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit: Fe, B, Mn, Cu, Zn, Mo, Cl dan Ni
4) Unsur karbon diambil tumbuhan dalam bentuk CO2
5) Unsur hidrogen diambil tumbuhan dalam bentuk H2O
6) Oksigen diambil tumbuhan dalam bentuk CO2, H2O dan O2
7) Unsur C, H, dan O merupakan unsur utama penyusun Karbohidrat, lemak dan protein.
Gejala kekurangan unsur hara disebut defisiensi.
b) Suhu
Pertumbuhan dan perkembangan dipengaruhi oleh suhu. Suhu yang baik untuk pertumbuhan adalah suhu optimum. Pertumbuhan dan perkembangan akan terhambat bila berada pada suhu minimum dan maksimum. Vernalisasi adalah peningkatan perkecambahan atau pembungaan oleh suhu rendah. Istilah vernalisasi diperkenalkan oleh Trofim Denisovich Lysako tahun 1920.
c) Kelembaban
Kelembaban tanah dan kelembaban udara mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Tanah yang lembab dan udara yang kering mempercepat pertumbuhan dan perkembangan.
d) Cahaya
Cahaya (merah, biru, nila dan violet) berperan sebagai sumber energi dalam proses fotosintesis. Pertumbuhan kecambah ditempat yang teduh akan berlangsung cepat, tetapi abnormal. Daun tanaman yang terkena cahaya lebih kecil dan mesofilnya lebih tebal dibandingkan yang sedikit mendapat cahaya. Stomata tanaman yang terkena cahaya ukurannya kecil dengan jumlah yang banyak dibandingkan yang sedikit mendapat cahaya
Akar tanaman yang terkena cahaya lebih lebat dibandingkan yang sedikit mendapat cahaya.
Akar tanaman yang terkena cahaya lebih lebat dibandingkan yang sedikit mendapat cahaya.
Efek fotoperiodisme, merupakan respon tumbuhan terhadap panjang pendek sinar matahari. Fotoperiodisme pada tumbuhan dikendalikan oleh fitokrom (Sterling B. Hendrik). Berdasarkan respos tumbuhan terhadap panjang pendeknya waktu penyinaran, tumbuhan dibedakan atas:
1) Tumbuhan hari pendek (short day plant)
Tumbuhan yang berbunga ketika siang hari kurang dari 12 jam.
2) Tumbuhan hari panjang (long day plant)
Tumbuhan yang berbunga ketika siang hari lebih panjang dari 12 jam.
3) Tumbuhan hari netral (neutral day plant)
Tumbuhan yang berbunga tidak dipengaruhi oleh panjang pendeknya penyinaran matahari.
e) Air
Air merupakan senyawa yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Air sebagai pelarut unsur hara dalam tanah, dan memelihara temperatur tanah. Pertumbuhan berlangsung efektif pada malam hari, karena kandungan air dalam tumbuhan lebih tinggi dari pada siang hari.
f) pH
pH sangat berpengaruh pada proses pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Pada kondisi pH normal, kandungan unsur-unsur yang diperlukan seperti Ca, Mg, P dan K cukup tersedia. pH asam memiliki kandungan unsur Al, Mo, Zn yang dapat meracuni tumbuhan.
C. Kacang Merah
Kingdom : Plant Kingdom
Divisio : Spermatophyta
Sub divisio : Angiosspermae
Kelas : Dicotyledonae
Sub kelas : Calyciflorae
Ordo : Rosales (Leguminales)
Famili : Leguminosae (Papilionaceae)
Sub famili : Papilionoideae
Genus : Phaseolus
Spesies : Phaseolus vulgaris L.
Divisio : Spermatophyta
Sub divisio : Angiosspermae
Kelas : Dicotyledonae
Sub kelas : Calyciflorae
Ordo : Rosales (Leguminales)
Famili : Leguminosae (Papilionaceae)
Sub famili : Papilionoideae
Genus : Phaseolus
Spesies : Phaseolus vulgaris L.
Tanaman kacang merah ini biasanya tumbuh melilit pada batang bambu. Daun majemuk, beranak daun tiga, daun berbentuk jorong. Perbungaan tandan di ketiak dengan panjang hingga 15 cm, dengan banyak buku dan bunga. Sayap bunga berwarna putih kekuningan atau ungu sedangkan lunasnya berwarna putih atau kadang-kadang berwarna lain. Polong lonjong, pipih, berkulit keras bila tua, pada umumnya melengkung kadang-kadang dengan bentuk mengait pada bagian atasnya, berisi 4-5 biji. Bentuk, ukuran dan warna biji beragam, ada yang berbentuk mengginjal, membelah ketupat atau membundar. Warna seragam atau loreng, putih, hijau, kuning, coklat, merah, hitam atau ungu. sering terdapat garis melintang yang keluar dari hilum.
Pembudidayaan tanaman kacang merah di Indonesia telah meluas ke berbagai daerah. Pada umumnya, kacang merah ditanam pada musim kemarau, karena pada musim penghujan tanaman akan londot. Hal ini di karenakan terlalu banyak air yang diserap. Pada musim kemarau pun penyiraman tanaman juga harus diperhatikan, misalnya penyiraman 2 hari sekali.
Pada umumnya kacang merah sering dikonsumsi oleh masyrakat pedesaan, karena pada musim kemarau para petani lebih memilih menamam kacang merah daripada tanamamn yang lain karena lebih efisien. Selain itu penanamannya juga tidak terlalu sulit. Asal kita sabar dan terampil dalam merawatnya kita akan dapat hasil yang memuaskan.
Kacang merah memiliki kandungan gizi yang sangat baik, hal ini sangat menguntungkan bagi kesehatan tubuh manusia apalagi jika diolah secara baik dan benar. Kacang merah kering merupakan sumber protein nabati, karbohidrat kompleks, serat, vitamin B, folasin, tiamin, kalsium, fosfor, dan zat besi. Folasin adalah zat gizi esensial yang mampu mengurangi resiko kerusakan pada pembuluh darah.
Kacang merah dapat ditanam pada berbagai jenis tanah dengan syarat struktur tanahnya gembur. Struktur tanah yang gembur dapat mempermudah akar tanaman menjalar mencari sumber hara yang terkandung dalam tanah. Tanah yang paling sesuai untuk penanaman kacang merah ini yaitu tanah gembur, subur, baik salirannya dan pH 5,5 – 6,8.
Kacang merah ada yang berupa tanaman semak yang tegak dan ada yang merambat di para-para. Kacang merah dapat mencapai tinggi sekitar 3,5 - 4,5 meter, tumbuhnya memerlukan penyangga.
Pengembangbiakannya dapat dilakukan dengan bijinya dan juga diperlukan tanah yang baik. Kacang merah akan dapat tumbuh baik di daerah basah atau dingin pada ketinggian 1400-2000 meter dari permukaan laut dan dipanen 6 bulan setelah penanaman.
Kacang merah dapat digolongkan menjadi 2 macam, yaitu kacang merah yang tumbuhnya kerdil dan kacang merah yang tumbuh memanjang. Warna bijinya merah dan bertotol-totol merah tua. Buahnya berwarna kuning, jika masih muda berwarna hijau dan kadang-kadang berwarna merah. Jika sudah tua berubah menguning, mengering, dan siap panen. Buahnya yang berbentuk polong memanjang, hanya sedikit lebih panjang bila dibandingkan dengan buncis. Dalam satu polong ada 2-3 biji kacang merah. Bentuk kacang merah yang masih utuh sama dengan kacang buncis, baik daun, bunga maupun bentuk polongnya.
Kacang merah akan berbunga pada panjang hari 9-18 jam dan untuk tipe berhari pendek memerlukan panjang hari terendah antara 11-12,3 jam untuk inisiasi bunga. Temperatur optimum antara 16 hingga 27 ° C. Curah hujan normal tahunan adalah 900-1500 mm tetapi dapat toleran dengan sedikitnya 500-600 mm dalam satu musim penanaman. Kacang ini tumbuh di dataran rendah tropis dan area subtropis tetapi dapat tumbuh hingga ketinggian 2000-2500 m. Kacang merah menyukai lahan beraerasi dan berdrainase baik dengan pH 6,0-6,8. Beberapa kultivar tahan terhadap lahan asam dengan pH serendah-rendahnya 4,4.
Kacang merah berasal dari daerah neotropical dengan sedikitnya dua pusat domestikasi: Amerika Tengah (Mexico, Guatemala) untuk yang berbiji kecil dan Amerika Selatan (sebagian besar Negara Peru) untuk yang berbiji besar. Di waktu post-Columbian, kacang merah tersebar di seluruh Amerika. Orang-orang Spanyol membawa benih ke seberang Pasifik menuju Filipina dan dari sana ke Asia, terutama Jawa dan Myanmar, dan ke Mauritius.
D. Air Kelapa Muda
Bagi kita yang tinggal di daerah tropis, air kelapa muda bukanlah hal yang asing. Kita mungkin pernah menikmatinya di warung pinggir jalan, di resto mewah yang bertebaran di mall-mall, atau bahkan di kebun peninggalan kakek kita.
Ternyata, air kelapa bukanlah sekedar air yang manis dan menyegarkan. Di dalamnya terkandung zat gizi, vitamin, dan mineral. Bahkan ada yang mengatakan bahwa komposisinya mirip dengan cairan infus. Air kelapa muda, dibandingkan dengan jenis kelapa lain banyak mengandung tanin atau antidotum (anti racun) yang paling tinggi. Kandungan zat kimia lain yang menonjol yaitu berupa enzim yang mampu mengurai sifat racun.
Sebagai sumber tenaga, air kelapa mengandung glukosa. Sebagai sumber zat pembangun, pada air kelapa terdapat protein. Paling tidak, air kelapa mengandung 12 macam protein. Beberapa diantaranya adalah alanin, arginin, asam aspartat, asam glutamat, histidin, fenilalanin, tirosin.
Selain itu, air kelapa juga kaya dengan mineral seperti natrium, kalium, kalsium, magnesium, besi, dan tembaga. Tidak ketinggalan vitamin. Ada vitamin C dan 7 macam vitamin B yaitu nikotinik, asam pantotenat, biotin, riboflavin (B2), asam folat, tiamin (B1), dan piridoksin (B6).
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen. Sebab dalam memperoleh data penelitian, peneliti melakukan percobaan langsung untuk membandingkan laju pertumbuhan kecambah yang direndam dengan media air murni dan air beras, serta pertumbuhan tanaman kacang merah di tempat yang memiliki intensitas cahaya tinggi dan rendah.
Penelitian dengan pendekatan eksperimen adalah suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat (Tuckman dalam Cahyadi, 2006).
Peneliti memutuskan untuk menggunakan jenis penelitian eksperimen karena cocok untuk memecahkan masalah yang dihadapi sehingga nantinya dapat memperoleh kesimpulan yang benar dan tidak menyimpang dari teori.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan sejak minggu keempat bulan Juli 2010 sampai minggu keempat bulan Agustus 2010. Sedangkan pengambilan data dilaksanakan pada tanggal 27 Juli-3 Agustus 2010 bertempat di SMAN Model Terpadu Madani Jl. Soekarno-Hatta Palu.
C. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data
Dalam penelitian ini digunakan teknik yang mendukung tujuan penelitian dengan mempertimbangkan faktor tenaga, biaya dan waktu. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah eksperimental, study pustaka, dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisanya dengan menggunakan referensi dari berbagai sumber, baik dari buku-buku yang relefan, internet maupun data yang diperoleh dari hasil penelitian tersebut.
D. Definisi Operasional
Definisi operasional dalam penelitian ini adalah:
a. Media air adalah media yang digunakan dalam proses perendaman kacang merah untuk membandingkan pertumbuhan kecambah masing-masing tanaman.
b. Intensitas cahaya adalah jumlah banyak sedikitnya cahaya.
c. Laju pertumbuhan adalah kecepatan atau kelajuan pertambahan ukuran atau berat serta perubahan bentuk.
d. Tanaman kacang merah adalah tanaman yang berasal dari hasil perkecambahan biji kacang merah.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi dokumentasi dan catatan lapangan. Untuk itu, peneliti melakukan percobaan dengan menggunakan alat dan bahan. Alat yang digunakan antara lain: baskom, stopwatch, kertas label dan sedotan sebagai penanda, polybag, kamera, alat tulis dan mistar. Bahan yang digunakan yaitu: kacang merah, air kelapa muda, air PAM dan tanah subur.
F. Prosedur Kerja
Langkah kerja I untuk proses perendaman biji kacang merah:
1. Menyiapkan segelas air kelapa muda dan segelas air PAM di dalam sebuah baskom yang berbeda.
2. Memilih kacang merah yang kualitasnya baik dan tidak membusuk.
3. Merendam 50 biji kacang merah selama 20 menit di dalam kedua baskom tersebut dengan menggunakan stopwatch.
4. Memilih kacang merah yang tenggelam atau yang berada di dasar baskom di dalam air yang menandakan kualitasnya baik dan cocok untuk ditanam.
Langkah kerja II untuk proses penanaman biji kacang merah:
1. Menyiapkan 6 buah polybag yang telah berisi tanah.
2. Memberi tanda pada masing-masing polybag untuk dimasukkan kacang merah yang direndam dengan air kelapa muda dan air PAM. Sehingga polybag I, II, III merupakan perendaman dengan air PAM dan polybag IV, V, VI merupakan perendaman dengan air kelapa muda.
3. Memasukkan masing-masing 3 buah kacang merah pilihan pada keenam polybag yang berbeda.
4. Kemudian memberi tanda-tanda yang berupa angka dan huruf pada setiap kacang merah tersebut, angka untuk kacang merah yang direndam dengan air kelapa muda dan huruf untuk kacang merah yang direndam dengan air PAM.
5. Menunggu beberapa hari hingga kecambahnya muncul.
Langkah kerja III untuk meneliti laju pertumbuhan kacang merah di dua tempat berbeda:
1. Menempatkan polybag I, IV, VI di tempat yang gelap (intensitas cahaya yang kurang) dan polybag II, III, V di tempat yang terang (intensitas cahaya yang cukup).
2. Melakukan pengamatan selama ± 5 hari untuk melihat laju pertumbuhan tanaman dan mencatat hasilnya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Perbandingan Laju Pertumbuhan Kecambah
Untuk kepentingan pembahasan hasil-hasil penelitian secara berturut-turut akan disajikan data tentang:
a. Perkembangan kacang merah yang sebelumnya direndam dengan menggunakan air PAM.
b. Perkembangan kacang merah yang sebelumnya direndam dengan menggunakan air kelapa muda.
Tabel 4.1 Pertumbuhan Kecambah Rendaman Air PAM
Tanggal | Hari Ke- | POT I | POT II | POT III | ||||||
A | B | C | D | E | F | G | H | I | ||
27-07-2010 | I | - | - | - | - | - | - | - | - | - |
28-07-2010 | II | - | - | - | - | - | - | - | - | - |
29-07-1010 | III | X | X | √ | √ | X | X | X | X | √ |
Keterangan : - = kecambah belum tumbuh
X = kecambah tidak tumbuh
√ = kecambah tumbuh
Data pada tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa pada hari pertama dan kedua, kecambah belum tumbuh, sedangkan pada hari ketiga ada kecambah yang tumbuh dan ada juga yang tidak. Hal ini menunjukkan bahwa lamanya dormansi tanaman kacang merah yang sebelumnya direndam dengan air PAM berlangsung selama 3 hari. Selain itu dapat dilihat juga kecambah yang tumbuh hanya ada 3, yaitu hanya terdapat 1 kecambah kacang merah pada masing-masing pot.
Tabel 4.2 Pertumbuhan Kecambah Rendaman Air Kelapa Muda
Tanggal | Hari Ke- | POT IV | POT V | POT VI | ||||||
1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | ||
27-07-2010 | I | - | - | - | - | - | - | - | - | - |
28-07-2010 | II | - | - | - | - | - | - | - | - | - |
29-07-1010 | III | X | √ | √ | X | X | X | √ | √ | X |
Keterangan : - = kecambah belum tumbuh
X = kecambah tidak tumbuh
√ = kecambah tumbuh
Berdasarkan tabel 4.2 di atas, dapat dilihat bahwa pada hari pertama dan kedua, kecambah sama sekali belum tumbuh, sedangkan pada hari ketiga ada kecambah yang tumbuh dan ada juga yang tidak. Hal ini menunjukkan bahwa lamanya dormansi tanaman kacang merah yang sebelumnya direndam dengan menggunakan air kelapa muda berlangsung selama 3 hari. Kecambah yang tumbuh ternyata ada 4, yaitu terdapat 2 kecambah kacang merah pada masing-masing pot, kecuali pada pot V yang kecambahnya tidak tumbuh sama sekali bahkan membusuk.
Dari percobaan yang dilakukan, ternyata ada perbedaan yang muncul pada perkembangan kacang merah yang sebelumnya direndam dengan air kelapa muda dan air PAM. Dari 9 buah kacang merah yang direndam dengan air PAM, hanya ada 3 buah kacang merah yang berkecambah. Sedangkan pada perendaman dengan menggunakan air kelapa muda, ada 4 buah kacang merah yang berkecambah dari 9 buah kacang merah yang ditanam di dalam polybag. Lama dormansinya pun sama, yaitu selama 3 hari. Jadi perbandingan pertumbuhan antara kecambah yang direndam pada air PAM dan air kelapa muda adalah 3:4.
Hal ini dikarenakan air kelapa muda memang memiliki nilai kandungan gizi yang sangat tinggi. Air kelapa muda ternyata memiliki manfaat untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman. Air kelapa muda yang sering dibuang oleh para pedagang di pasar tidak ada salahnya untuk kita manfaatkan sebagai penyubur tanaman. Selama ini air kelapa banyak digunakan di laboraturium sebagai nutrisi tambahan di dalam media kultur jaringan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa air kelapa muda kaya akan potasium (kalium) hingga 17 %. Selain kaya mineral, air kelapa juga mengandung gula antara 1,7 sampai 2,6 % dan protein 0,07 hingga 0,55 %. Mineral lainnya antara lain natrium (Na), kalsium (Ca), magnesium (Mg), ferum (Fe), cuprum (Cu), fosfor (P) dan sulfur (S).
Disamping kaya mineral, air kelapa juga mengandung berbagai macam vitamin seperti asam sitrat, asam nikotinat, asam pantotenal, asam folat, niacin, riboflavin, dan thiamin. Terdapat pula 2 hormon alami yaitu auksin dan sitokinin sebagai pendukung pembelahan sel embrio kelapa.
Penelitian di National Institute of Molecular Biology and Biotechnology (BIOTECH) di UP Los Baños mengungkapkan bahwa dari air kelapa dapat diekstrak hormon yang kemudian dibuat suatu produk suplemen disebut cocogro. Hasil penlitian menunjukkan bahwa produk hormon dari air kelapa ini mampu meningkatkan hasil kedelai hingga 64 %, kacang tanah hingga 15 % dan sayuran hingga 20-30 %. Dengan kandungan unsur kalium yang cukup tinggi, air kelapa muda dapat merangsang perkembangan kacang merah.
B. Perbandingan Laju Pertumbuhan Tinggi Tanaman Kacang Merah
Untuk kepentingan pembahasan hasil-hasil penelitian secara berturut-turut akan disajikan tentang:
a. Pertumbuhan kacang merah yang diletakkan di tempat yang terang atau tempat yang memiliki intensitas cahaya yang cukup.
b. Pertumbuhan kacang merah yang diletakkan di tempat yang gelap atau tempat yang memiliki intensitas cahaya yang kurang.
Tabel 4.3 Pertumbuhan Tinggi Tanaman Kacang Merah
di Tempat yang Terang
Tanggal | Hari Ke- | POT I | POT IV | POT VI | ||||||
D | E | F | G | H | I | 4 | 5 | 6 | ||
30-07-2010 | IV | 0,3 | X | X | X | X | X | X | X | X |
31-07-2010 | V | 1 | X | X | X | X | X | X | X | X |
01-08-2010 | V | 3 | X | X | X | X | X | X | X | X |
02-08-2010 | VII | 6 | X | X | X | X | X | X | X | X |
03-08-2010 | VIII | 6,5 | X | X | X | X | X | X | X | X |
Keterangan : angka menunjukkan tinggi tanaman kacang merah dalam cm
X = kecambah tidak mengalami pertumbuhan
Berdasarkan tabel 4.3 di atas, dapat dilihat bahwa kecambah yang mengalami pertumbuhan hanya 1 yaitu pada pot II. Pertumbuhannya pun sangat lambat, hanya mengalami kepesatan pada hari keempat, yaitu tumbuh sekitar 3 cm dari hari sebelumnya. Namun, daunnya berwarna hijau dan batangnya pun kokoh. Hal ini dikarenakan tanaman kacang merah tumbuh dengn sempurna namun prosesnya lambat karena menyerap cahaya matahari yang sangat cukup. Cahaya matahari tersebut digunakan untuk berfotosintesis sehingga daunnya pun berwarna hijau karena mengandung banyak klorofil. Dalam keadaan banyak cahaya, auksin mengalami kerusakan sehingga tumbuhan tumbuh lebih pendek. Sedangkan kecambah yang lain tidak mengalami pertumbuhan, malah membusuk. Bijinya berwarna putih seperti banyak ditumbuhi jamur.
Tabel 4.4 Pertumbuhan Tinggi Tanaman Kacang Merah
di Tempat yang Gelap
Tanggal | Hari Ke- | POT I | POT IV | POT VI | ||||||
A | B | C | 1 | 2 | 3 | 7 | 8 | 9 | ||
30-07-2010 | IV | X | X | 0,4 | X | 0,1 | 1 | 0,2 | 0,8 | X |
31-07-2010 | V | X | X | 4 | X | 0,3 | 6 | 0,7 | 5 | X |
01-08-2010 | V | X | X | 9,5 | X | 0,5 | 15 | 2 | 11 | X |
02-08-2010 | VII | X | X | 16,5 | X | 0,7 | 29 | 3,9 | 20,5 | X |
03-08-2010 | VIII | X | X | 32,5 | X | 2,2 | 40,5 | 11 | 29 | X |
Keterangan : angka menunjukkan tinggi tanaman kacang merah dalam cm
X = kecambah tidak mengalami pertumbuhan
Data yang tertera pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa sebagian besar kecambah kacang merah tumbuh dengan pesat di tempat yang gelap. Hanya ada 4 dari 9 kecambah yang tidak mengalami pertumbuhan. Ada 2 kecambah pada masing-masing pot yang ditanami kacang merah yang sebelumnya dilakukan perendaman pada air kelapa muda. Tingginya pun mencapai 40,5 cm dan melebihi tinggi tanaman kacang merah yang sebelumnya direndam dengan air PAM. Akan tetapi tanaman menjadi pucat karena kekurangan klorofil, kurus, dan daun tidak berkembang. Dalam keadaan tidak ada cahaya, hormon auksin merangsang pemanjangan sel-sel, sehingga tumbuhan tumbuh lebih panjang. Laju pertumbuhan rata-rata pada hari terakhir adalah 23,04 cm.
Dari percobaan yang dilakukan, ternyata ada perbedaan yang muncul pada pertumbuhan kacang merah yang diletakkan pada tempat yang terang dan tempat yang gelap. Dari 9 buah kacang merah yang diletakkan di tempat terang, hanya ada 1 buah kacang merah yang mengalami pertumbuhan. Sedangkan pada tempat yang gelap, ada 5 buah kacang merah yang mengalami pertumbuhan dari 9 buah kacang merah yang ditanam di dalam polybag. Pertumbuhan tanaman kacang merah di tempat yang gelap pun lebih pesat jika dibandingkan dengan tanaman kacang merah di tempat yang terang.
Berdasarkan dua hasil penelitian di atas, maka perbandingan laju pertumbuhan tinggi antara tanaman kacang merah yang diletakkan di tempat yang memiliki intensitas cahaya kurang (tampat gelap) dengan tanaman kacang merah yang diletakkan di tempat yang memiliki intensitas cahaya cukup (tmpat terang) adalah 23,04:6,5.
Hal ini dikarenakan kecambah yang disinari matahari pertumbuhannya akan terhambat karena adanya kepekaan hormon auksin yang peka terhadap matahari sedangkan kecambah yang tidak disinari matahari pertumbuhannya akan sangat cepat dikarenakan oleh kerja hormon auksin yang tidak dipengaruhi oleh matahari. Sehingga hal ini akan menyebabkan ujung kecambah tersebut cenderung mengikuti arah sinar matahari atau yang disebut dengan fototropisme.
Untuk kecambah yang diletakkan di tempat yang gelap pertumbuhan tanamannya sangat cepat. Selain itu tekstur dari batangnya sangat lemah dan cenderung warnanya pucat kekuningan. Hal ini disebabkan karena kerja hormon auksin tidak dihambat oleh sinar matahari. Sedangkan untuk tanaman kecambah yang diletakkan di tempat yang terang tingkat pertumbuhannya sedikit lebih lambat dibandingkan dengan kecambah yang diletakkan di tempat gelap, tetapi tekstur batangnya sangat kuat dan juga warnanya segar kehijauan. Hal ini disebabkan karena kerja hormon auksin dihambat oleh sinar matahari (Anonim, 2008).
Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan kacang tanah khususnya kacang merah di antaranya adalah faktor genetik untuk internal dan faktor eksternal terdiri dari cahaya, kelembapan, suhu, air, dan hormon. Untuk proses perkecambahan banyak dipengaruhi oleh faktor cahaya dan hormon, walaupun faktor yang lain ikut mempengaruhi.
Perkecambahan dipengaruhi oleh hormon auksin, jika melakukan perkecambahan di tempat yang gelap maka akan tumbuh lebih cepat namun bengkok. Hal itu disebabkan karena hormon auksin sangat peka terhadap cahaya, jika pertumbuhannya kurang merata. Sedangkan di tempat yang perkecambahan akan terjadi relatif lebih lama, hal itu juga di sebabkan pengaruh hormon auksin yang aktif secara merata ketika terkena cahaya. Sehingga dihasilkan tumbuhan yang normal atau lurus menjulur ke atas (Soerga, 2009).
Para ahli fisiologi telah meneliti pengaruh auksin dalam proses pembentukan akar lazim, yang membantu mengimbangkan pertumbuhan sistem akar dan sistem tajuk. Terdapat bukti kuat yang menunjukkan bahwa auksin dari batang sangat berpengaruh pada awal pertumbuhan akar. Bila daun muda dan kuncup, yang mengandung banyak auksin, dipangkas maka jumlah pembentukan akar sampling akan berkurang. Bila hilangnya organ tersebut diganti dengan auksin, maka kemampan membentuk akar sering terjadi kembali (Salisbury dan Ross, 1995).
Auksin juga memacu perkembangan akar liar pada batang. Banyak spesies berkayu, misalnya tanaman apel (Pyrus malus), telah membentuk primordia akar liar terlebih dahulu pada batangnya yang tetap tersembunyi selama beberapa waktu lamanya, dan akan tumbuh apabila dipacu dengan auksin. Primordia ini sering terdapat di nodus atau bagian bawah cabang diantara nodus. Pada daerah tersebut, pada batang apel, masing-masing mengandung sampai 100 primordia akar. Bahkan, batang tanpa primordia sebelumnya akan mampu menghasilkan akar liar dari pembelahan lapisan floem bagian luar (Salisbury dan Ross, 1995).
Cahaya mempengaruhi perkecambahan melalui tiga cara, yaitu dengan intensitas (kuantitas) cahaya, kualitas cahaya (panjang gelombang) dan fotoperiodisitas (panjang hari) (Elisa, 2006).BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang telah diuraikan dalam penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa biji kacang merah yang direndam pada PAM lebih sedikit berkembang menjadi kecambah dibandingkan dengan perendaman pada air kelapa muda dengan perbandingan 3:4 karena air kelapa mengandung berbagai macam mineral yang baik untuk pertumbuhan tanaman, khususnya mengandung kalium yang sangat tinggi sebagai penyubur tanaman.
Selain itu, pertumbuhan kecambah kacang merah di tempat yang gelap lebih cepat dari pada di tempat terang dengan perbandingan 23,04:6,5. Hal ini disebabkan oleh cahaya matahari menonaktifkan kerja hormon auksin yang berperan dalam proses pemanjangan sel. Namun kecambah yang tumbuh di tempat gelap, daunnya berwarna kuning pucat karena kekurangan klorofil, kurus, dan daun tidak berkembang. Tanaman tidak melakukan fotosintesis di tempat yang gelap, namun mengalami etiolasi, yaitu tumbuhan yang menjadi tumbuh dengan cepat tetapi menjadi kurus dan tidak mengalami perkembangan daun, karena kekurangan cahaya matahari. Sebaliknya dalam keadaan banyak cahaya, auksin mengalami kerusakan sehingga tumbuhan tumbuh lebih pendek. Di tempat terang, tanaman tumbuh secara normal karena melakukan proses fotosintesis.
B. Saran
Dengan terselesainya laporan penelitian yang berjudul “Pengaruh Jenis Media Air Perendaman dan Intensitas Cahaya Terhadap Laju Pertumbuhan Tanaman Kacang Merah“ ini, penulis berharap agar penyusunan laporan penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan para petani pada khususnya.
Penulis sangat berharap kepada para pembaca setelah membaca makalah ini, dapat meningkatkan potensi pembaca dalam penanaman kacang merah sehingga dapat memperoleh keuntungan yang maksimal. Mengingat begitu banyaknya gizi yang terkandung di dalam kacang merah ini, penulis berharap generasi muda dapat memamfaatkan gizi yang terkandung di dalamnya, sehingga dapat meningkatkan potensi intelektulanya.
DAFTAR PUSTAKA
Aryulina, Diah dkk., 2005. Biologi SMA untuk Kelas XII. Jakarta: Esis.
sumber:http://nurulsolikha.blogspot.com/2011/03/laporan-penelitian-biologi.html
PENGARUH JENIS MEDIA AIR PERENDAMAN
DAN INTENSITAS CAHAYATERHADAP LAJU PERTUMBUHAN
TANAMAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar